• SMK MUHAMMADIYAH 1 AJIBARANG
  • UTAMA (Unggul, Terampil, Mandiri, dan Berakhlakul Karimah)

Kebangkitan Nasional

SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang
Mengucapkan
Selamat Hari Kebangkitan Nasional
20 Mei 2023.
“Ayo Bangkit Bersama Untuk Indonesia Semakin Jaya”

SEJARAH HARI KEBANGKITAN NASIONAL

Kebangkitan Nasional Indonesia adalah periode pada paruh pertama abad ke-20 di Nusantara (kini Indonesia), ketika rakyat Indonesia mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai "orang Indonesia". Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).

Untuk mengejar keuntungan ekonomi dan menguasai administrasi wilayah, Belanda menerapkan sistem pemerintahan kolonial pada orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki kesamaan identitas politik. Pada awal abad ke-20, Belanda menetapkan batas-batas teritorial di Hindia Belanda, yang menjadi cikal bakal Indonesia modern.

Pada paruh pertama abad ke-20, muncul sejumlah organisasi kepemimpinan yang baru. Melalui kebijakan Politik Etis, Belanda membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terpelajar. Perubahan yang mendalam pada orang-orang Indonesia ini sering disebut sebagai "Kebangkitan Nasional Indonesia". Peristiwa ini dibarengi dengan peningkatan aktivitas politik hingga mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei ditiap tahunnya, sebenarnya merupakan hari lahirnya organisasi Boedi Utomo. Kebangkitan Nasional yang merupakan kebangkitan bangsa Indonesia yang mulai memiliki rasa kesadaran nasional ditandai dengan berdirinya Boedi Utomo tanggal 20 Mei 1908 dan lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Faktor Pendorong

Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni (1) penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan; (2) kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit; dan (3) munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan. Sedangkan faktor eksternalnya yakni (1) timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalismeliberalisme, dan sosialisme; (2) munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki MudaKongres Nasional India, dan Gandhisme; dan (3) kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.

Pendidikan

Pada awal abad ke-20, orang Indonesia yang mengenyam pendidikan tingkat menengah hampir tidak ada dan sejak saat itu, Politik Etis memungkinkan perluasan kesempatan pendidikan menengah bagi penduduk asli Indonesia. Pada tahun 1925, fokus pemerintah kolonial bergeser ke penyediaan pendidikan kejuruan dasar selama tiga tahun.

Pada tahun 1940, lebih dari 2 juta siswa telah bersekolah sehingga tingkat melek huruf meningkat menjadi 6,3 persen yang tercatat dalam sensus tahun 1930. Pendidikan menengah Belanda membuka cakrawala dan peluang baru, dan sangat diminati oleh orang-orang Indonesia.

Pada tahun 1940, antara 65.000 hingga 80.000 siswa Indonesia bersekolah di sekolah dasar Belanda atau sekolah dasar yang didukung Belanda, atau setara dengan 1 persen dari kelompok usia yang sesuai. Di sekitar waktu yang sama, ada 7.000 siswa Indonesia di sekolah menengah menengah Belanda. Sebagian besar siswa sekolah menengah bersekolah di MULO.

Meskipun jumlah siswa yang terdaftar relatif sedikit dibandingkan dengan total kelompok usia sekolah, pendidikan menengah Belanda memiliki kualitas tinggi dan sejak tahun 1920-an mulai menghasilkan elit Indonesia terdidik yang baru.

Siswa sekolah pertanian di Tegalgondo, Jawa Tengah, sekitar tahun 1900–1940.

 Nasionalisme Indonesia  

Penerapan Politik Etis pada bidang pendidikan tidak memberikan kesempatan pendidikan yang luas kepada penduduk Hindia Belanda, tetapi hanya memberikan pendidikan Belanda untuk anak-anak elit pribumi. Sebagian besar pendidikan dimaksudkan untuk menyediakan tenaga kerja klerikal untuk birokrasi kolonial yang sedang tumbuh. Meskipun demikian, pendidikan Barat membawa serta ide-ide politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi. Selama dekade 1920-an dan 30-an, kelompok elit hasil pendidikan ini mulai menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.

Pada periode ini, partai politik Indonesia mulai bermunculan. Berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dinilai sebagai awal gerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Namun, penetapan waktu tersebut masih mengundang diskusi yang menimbulkan polemik. Dasar pemilihan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional dipertanyakan lantaran keanggotaan Budi Utomo masih sebatas etnis dan teritorial Jawa. Kebangkitan nasional dianggap lebih terwakili oleh Sarekat Islam, yang mempunyai anggota di seluruh Hindia Belanda.

Pada tahun 1912, Ernest Douwes Dekker bersama Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mendirikan Indische Partij (Partai Hindia). Pada tahun itu juga, Sarekat Dagang Islam yang didirikan Haji Samanhudi bertransformasi dari koperasi pedagang batik menjadi organisasi politik.[10] Selain itu, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, organisasi yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Pada November 1913, Suwardi Suryaningrat membentuk Komite Boemi Poetera. Komite tersebut melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjahan Prancis, tetapi dengan pesta perayaan yang biayanya berasal dari negeri jajahannya. Ia pun menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda") yang dimuat dalam surat kabar de Expresm milik Douwes Dekker. Karena tulisan inilah Suwardi Suryaningrat dihukum buang oleh pemerintah kolonial Belanda.

Sementara itu, Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dibentuk pada tahun 1920, adalah partai yang memperjuangkan kemerdekaan yang sepenuhnya diinspirasi oleh politik Eropa. Pada tahun 1926, PKI mencoba melakukan revolusi melalui pemberontakan yang membuat panik Belanda, yang kemudian menangkap dan mengasingkan ribuan kaum komunis sehingga secara efektif menetralkan PKI selama sisa masa pendudukan Belanda.

Pada 4 Juli 1927, Sukarno dan Algemeene Studieclub memprakarsai berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia sebagai partai politik baru. Pada Mei 1928, nama partai ini diubah menjadi Partai Nasional Indonesia. Menurut sejarawan M.C. Ricklefs, ini merupakan partai politik penting pertama yang beranggotakan etnis Indonesia, semata-mata mencita-citakan kemerdekaan politik.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda mendeklarasikan Sumpah Pemuda, yang menetapkan tujuan nasionalis: "satu tumpah darah — Indonesia, satu bangsa — Indonesia, dan satu bahasa — Indonesia".

 Delegasi yang hadir pada Sumpah Pemuda, yang menyepakati kerangka kerja Indonesia, terutama bahasa nasional yang sama.

 

 Anggota Partai Nasional Indonesia, salah satu organisasi utama yang pro-kemerdekaan.

Represi terhadap nasionalisme Indonesia  

Kebebasan politik di bawah Belanda cukup dibatasi. Walaupun tujuan Belanda untuk "membudayakan" dan "memodernisasi" masyarakat Hindia Belanda terkadang memberi toleransi terhadap organisasi dan publikasi media dari orang Indonesia asli, Belanda juga sangat membatasi konten dari aktivitas-aktivitas ini.

Seperti terhadap banyak pemimpin sebelumnya, pemerintah Belanda menangkap Sukarno pada tahun 1929 serta melarang PNI. Pemerintah kolonial Belanda menekan banyak organisasi berbasis nasionalisme dan memenjarakan sejumlah pemimpin politik. Meskipun Belanda tidak dapat sepenuhnya membungkam suara-suara lokal yang menuntut perubahan, mereka berhasil mencegah agitasi secara luas. Walaupun sentimen nasionalisme tetap tinggi pada tahun 1930-an, gerakan-gerakan nyata untuk memperjuangkan kemerdekaan tetap tertahan. Pada akhirnya, Perang Dunia II membuat berbagai perubahan dramatis pada kekuatan politik dunia yang juga memengaruhi Hindia Belanda.

 
Berakhirnya pemerintahan kolonial  

Seiring dengan Perang Dunia II, nasib politik Hindia Belanda menjadi tidak jelas. Sebagai penguasa, Belanda mendapati negara mereka diduduki oleh Jerman Nazi pada Mei 1940. Dengan didudukinya negara mereka oleh pihak asing, Belanda berada dalam posisi yang lemah untuk mempertahankan kekuasaan mereka di Hindia Belanda. Namun, pemerintah kolonial bertekad untuk melanjutkan kekuasaannya atas Nusantara.

Pada awal 1942, Kekaisaran Jepang menginvasi Hindia Belanda. Belanda hanya memiliki sedikit kemampuan untuk mempertahankan koloninya dari tentara Kekaisaran Jepang dan pasukan Belanda dikalahkan dalam waktu sebulan—yang mengakhiri kekuasaan kolonial Belanda di Nusantara. Masa pendudukan Jepang di Nusantara selama tiga tahun berikutnya membawa begitu banyak perubahan sehingga Revolusi Nasional Indonesia dimungkinkan.

Setelah Jepang menyerah kepada Blok Sekutu pada tahun 1945, Belanda berusaha untuk melanjutkan kendali kolonial mereka atas Hindia Belanda. Untuk tujuan ini, Belanda memperoleh dukungan militer dari Inggris sehingga terjadi pertempuran berdarah di Jawa untuk memulihkan kekuasaan Belanda. Meskipun mengalami kerugian besar, kaum nasionalis Indonesia tidak bisa dihalangi. Pada tahun 1945, gagasan tentang "Indonesia" tampaknya tidak dapat ditolak.

 
Peringatan  
Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.

 

 
Daftar sekolah di SMUHSA aja
Daftar Online : bit.ly/daftarsmuhsa
Dan jangan lupa Follow dan tambahkan akun medsos kami
*Facebook* : Smuhsa Ajibarang
*Fanpage* : SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang
*Instagram* : @smkmuh1_ajibarang
*Tiktok* : smkmuh1_ajibarang
*Twitter* : smkmuh1_ajibarang
*Youtube* : SMUHSA CHANNEL

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Bangun Pagi dengan Hati untuk Ilahi: Refleksi Spiritualitas

Ajibarang, 25 Juli 2025 — Tim Ismuba SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang kembali menyuguhkan inspirasi keislaman yang menyentuh jiwa melalui sebuah kutipan penuh makna yang disebarkan ke

25/07/2025 09:20 - Oleh Administrator - Dilihat 4 kali
Penilaian Kepala Sekolah Bidang Ismuba oleh Majelis Dikdasmen PDM Banyumas di SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang

Ajibarang, 23 Juli 2025 — SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan pendidikan nilai-nilai keislaman, kemuhammadiyahan, dan bahasa Arab (Ismuba)

25/07/2025 09:13 - Oleh Administrator - Dilihat 3 kali
???? Selamat Hari Anak Nasional! ???? ✨ “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” ✨

Hari ini, kita rayakan tawa, mimpi, dan masa depan generasi penerus bangsa.Wahai anak-anak Indonesia, teruslah tumbuh dengan bahagia, penuh cinta, dan semangat belajar tanpa batas.????

25/07/2025 09:07 - Oleh Administrator - Dilihat 3 kali
"Cahaya, Musik, dan Semangat: Penutupan MPLS SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang yang Tak Terlupakan!"

Ajibarang, 19 Juli 2025 — Puncak kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang tahun 2025 ditutup dengan semarak dalam acara Malam Inagurasi yang

25/07/2025 09:05 - Oleh Administrator - Dilihat 3 kali
MPLS Hari ke-5 SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang: Semangat Pagi dan Harmoni Suara Siswa Baru

Ajibarang, 18 Juli 2025 — Memasuki hari kelima kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang kembali menghadirkan suasana penuh semangat dan kec

23/07/2025 11:19 - Oleh Administrator - Dilihat 31 kali
SEBUAH KEPASTIAN YANG SERING DILUPAKAN

Tidak semua orang yang kaya itu pasti bahagia, tapi yang kaya dan yang miskin semua pasti akan tetap mati. Tidak semua orang yang hidup itu pasti akan sampai tua, tapi yang tua dan yan

21/07/2025 11:09 - Oleh Administrator - Dilihat 24 kali
Kebersamaan dan Keceriaan Warnai Hari Ke-5 MPLS SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang

Ajibarang, 18 Juli 2025 MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang semakin semarak dan penuh keceriaan di hari ke-5, Jumat (18/7). Serangkaian kegiatan m

21/07/2025 10:54 - Oleh Administrator - Dilihat 19 kali
Semangat Kebersihan dan Kedisiplinan! Hari Ke-4 MPLS SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang Diwarnai Materi 5R dan 5S

Ajibarang – Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang telah memasuki hari ke-4, kamis (17/7/2025). Suasana semangat dan antusiasme terus m

21/07/2025 10:29 - Oleh Administrator - Dilihat 25 kali
Rekap Penggunaan Dana BOS Tahap 1 SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang

Berikut Rincian Rekap Penggunaan Dana BOS Tahap 1 SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang    

17/07/2025 14:42 - Oleh Administrator - Dilihat 39 kali
Sinergi Pendidikan & Keteladanan: MPLS Hari Ke-3 Smuhsa Hadirkan Polsek Ajibarang dan Tes BTA

Ajibarang, 16 Juli 2025 — Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang (Smuhsa) memasuki hari ketiga dengan rangkaian acara yang padat dan pe

17/07/2025 14:31 - Oleh Administrator - Dilihat 35 kali